Pascapandemi Covid-19 pengembangan pariwisata difokuskan pada kualitas untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan menekankan pada prinsip-prinsip “no one left behind” atau inklusi. Sumber daya manusia (SDM) sangat penting dalam mengembangkan suatu destinasi pariwisata, dengan 83.794 desa wisata di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa berbasis pariwisata dan ekonomi kreatif. Isu SDM dan lingkungan mulai menjadi tren, sehingga muncul istilah Green Human Resources Management (GHRM) atau “SDM hijau” sebagai kunci dalam mewujudkan pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan. Bahkan International Labour Organization (ILO) merumuskannya dalam konsep “green jobs”. Dari beberapa studi literatur, prinsip GHRM lebih banyak digunakan pada usaha pariwisata yang sudah stabil seperti hotel dan restoran, sehingga dalam kajian ini akan lebih menarik jika menilik penerapan prinsip GHRM pada level desa wisata.

Tujuan kajian ini adalah mengidentifikasi kapasitas GHRM bagi desa wisata menuju ekonomi sirkular, memetakan gap performa antara skill demand dan skill supply dari indikator GHRM bagi desa wisata dan menyusun rekomendasi kebijakan strategis. Mix method digunakan untuk menganalisis data dan informasi melalui studi literatur, survei secara daring kepada pengelola desa wisata, observasi lapangan, dan wawancara mendalam. Analisis dilakukan secara deskriptif menggunakan analisis importance-performance analysis (IPA).

Berdasarkan hasil analisis, terdapat dua indikator yang perlu menjadi prioritas utama untuk dilakukan perubahan atau perbaikan yaitu, pertama, menawarkan pelatihan pengelolaan lingkungan kepada seluruh pengelola/pengurus (termasuk outsourcing) dari atas sampai ke bawah, dan kedua, pengelola/pengurus desa wisata menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk mengembangkan ekonomi sirkular (misal pengelolaan limbah, pertanian, panel surya dan lain-lain). Kolaborasi dalam setiap kegiatan/program GHRM yang menjadi prioritas dan pendukung perlu didorong bagi setiap stakeholders agar tercipta pembangunan desa wisata berkelanjutan menuju ekonomi sirkular.